IndoneSara

VIVAnews - Sejumlah gereja rusak dan dibakar dalam kerusuhan di Temanggung, Jawa Tengah, siang tadi. Kepolisian tidak bisa membendung amuk massa yang datang dari arah Pengadilan Negeri  Temanggung. ( Sumber : vivanews.com Selasa, 8 Februari 201)

INILAH.COM, Jakarta - Aksi penyerangan berdarah terhadap jemaah Ahmadiyah dinyatakan sebagai tindakan kekerasan yang telah diprovokasi sebelumnya. (Sumber: inilah.com Senin, 7 Februari 2011)

********




Well, mungkin kebebasan beragama sudah mati yah di negeri ini. Emang sih kerusuhan Sara gak hanya terjadi di Indonesia tapi hampir diseluruh dunia. Tapi yang gak abis pikir adalah, kalo diluar kaum minoritas yang menyerang mayoritas eh di indonesia itu kaum mayoritas yang sering menekan minoritas. Jadi kek semacem penekanan nih, kita udah kaya hidup di negeri diktator (cuma bedanya kita hidup di negeri tanpa hukum, eh ada hukum deng kalo ada duit doang)





Aku sebagai kaum muslim, yang masih mayoritas di Indonesia sendiri agak kecewa dengan kelakuan para orang-yang-mengaku-membela-agama. Aku bingung, apa yang harus di bela? Kita adalah mayoritas di negeri ini, seharusnya mereka merasa aman karena berada di pihak mayoritas tapi apa yang terjadi ? Sepertinya mereka kurang puas, dengan semena-mena mengkatakan : HARAM ! atau enggak : SESAT !

Aku menghargai semua agama, aku ga pilih-pilih teman yang lain agama atau tidak tapi aku tetep gak setuju dengan perkawinan beda agama. Tapi menurutku, untuk penentuan sesat atau tidaknya aliran yah bukan ditentukan oleh pemerintah. Kita sudah di beri kitab suci dan semua sudah jelas disitu. Itu adalah hak pribadi terhadap tuhan,
Kalo misalnya Islam menyuruh membunuh semua orang yang beraliran islam-sesat-atau-apalah, mungkin cuma Nabi Muhammad aja satu-satunya orang yang masih hidup

Kalo aku perhatikan, perilaku orang-orang yang melakukan SARA di Temanggung dan banten kemarin gak jauh beda sama Nazi. Mereka adalah mayoritas, mereka menganggap diri mereka paling benar, mereka berhak menentukan yang sesat dan benar, mereka berhak memusnahkan orang-orang yang dianggap tabu.

**

Prespektif orang beda


Seperti yang sempet menjadi pembahasan beberapa waktu lalu, dewan kota Monza,Italia melarang pemilik ikan hias untuk menggunakan akuarium berbentuk bejana melengkung.

Alasanya penggungat waktu itu adalah, memelihara ikan dalam bejana bersisi melengkung itu kejam karena ketika si ikan memandang keluar, dia bakal mendapat pandangan yang melenceng atas realitas. Tapi bagaimana kita tahu kita sendiri punya realitas sejati yang tidak melenceng ?

Jika itu benar, itu menjadi keuntungan bagi kita tapi jika itu salah apakah kita pantas untuk bersikap sombong, angkuh, dan fanatik dengan kesalahan realitas ini ?

**

Oh iya satu lagi, gimana pemerintah khususnya aparat kepolisian sebagai pelindung kita di negeri ini ? Aku gak punya jawaban yang pasti, tapi aku mau tanya lagi ke kalian. Mungkin ini jawaban jujur dari kalian sendiri

Masihkah mempercayai aparat 100 % ?

Comments

  1. wow, justru kerusuhan SARA ini gak mencerminkan "bhinneka tunggal ika" / unity in diversity. gak usahlah menyalahkan orang lain sebelum bisa mengoreksi diri apa dirinya udah perfect ato belum. jangan buat sesuatu itu "sama" dg pikiran kita, karena Tuhan menciptakan kita berbeda2 hanya untuk mebuat kita menyatu :D
    live in diversity, then you'll know what the different is

    ReplyDelete
  2. Jadi inget film CIN(T)A kalo ngomongin masalah ini. "Kenapa Tuhan nyiptain kita beda-beda kalau Ia hanya ingin disembah dengan satu cara? Makanya Tuhan nyiptain cinta, untuk menyatukan perbedaan yang ada." Indonesia mungkin kurang 'cinta' buat nyatuin perbedaan-perbedaan ini ya, Bang :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Alamak Gafatar..

Runningman Main di Bali ?

Resident di Era Covid